Kamis, 20 Juni 2013

Pendidikan Life Skill

Pada pos ini, saya akan menjabarkan tentang Tafsir Surat An-Nisa ayat 9 tentang Pendidikan Life Skill.
Rangkuman Makalah

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْتَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللهَ وَلْيَقُولُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا
Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar.
 Ayat ini tentang harta waris. Turun sebagai peringatan kepada orang-orang yang berkenaan dengan pembagian harta warisan agar jangan menelantarkan anak-anak yatim yang dapat berakibat pada kemiskinan dan ketakberdayaan. Menurut Ibnu 'Ajibah ayat ini memberi pesan kepada orang yang memelihara anak yatim orang lain agar memiliki kekhawatiran kalau-kalau di kemudian hari mereka terlantar dan tak berdaya, sebagaimana ia khawatir kalau hal itu terjadi pada anak-anak kandung mereka sendiri. Ketidak berdayaan itu tidak melulu menyangkut soal ekonomi semata, tetapi pada seluruh aspek kehidupan.
Istilah Kecakapan Hidup (life skills) diartikan sebagai kecakapan yang dimiliki seseorang untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan penghidupan secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya (Dirjen PLSP, DirektoratTenagaTeknis, 2003).
Menurut JecquesDelor, pada dasarnya program life skills ini berpegang pada empat pilar pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Learning to know (belajar untuk memperoleh pengetahuan).
2. Learning to do (belajar untuk dapat berbuat/bekerja).
3. Learning to be (belajar untuk menjadi orang yang berguna).
4. Learning to live together (belajar untuk dapat hidup bersama dengan orang lain).
Pendidikan kecakapan hidup merupakan konsep pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan warga belajar agar memiliki keberanian dan kemauan menghadapi masalah hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan kemudian secara kreatif menemukan solusi serta mampu mengatasinya.
Generasi muda adalah istilah yang mengacu kepada tahapan masa kehidupan seseorang yang berada diantara usia remaja dan tua. Ia sudah meninggalkan masa remajanya, namun belum memasuki masa tua. Dalam posisinya yang sedemikian itu, generasi muda sering tampil dalam ciri-ciri fisik dan psikis yang khas. Secara fisik, ia telah tampil dengan format tubuh, panca indera yang sempurna pertumbuhannya. Tinggi badan, raut muka, tangan, kaki dan sebagainya terlihat segar, laksana bunga yang baru tumbuh. Sedangkan secara psikis ia tampil dengan jiwa dan semangat yang menggebu-gebu, penuh idealisme, segalanya ingin cepat terwujud dan seterusnya. Dalam keadaan yang demikian itu ia sering menunjukkan dinamika dan kepeloporannya dalam menegakkan dan membela sebuah cita-cita. Dengan demikian gerakan sosial, protes, demontrasi dan sebagainya sering dipelopori generasi muda.
Sehingga sejak dini-lah pengenalan dan pembiasaan tentang nilai-nilai kehidupan harus dimulai saat anak sudah bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungannya. Anak yang telah didik untuk mengembangkan dirinya diharapkan mampu mengatasi tantangan yang dihadapinya tidak melunturkan nilai-nilai moral yang telah terkristalisasi dalam kehidupannya. Nilai-nilai itu terutama kejujuran, ketabahan, istiqomah, kreativitas, dan penghargaan pada ilmu yang bermanfaat bagi kemanusiaan.
Secara umum diakui bahwa salah satu tugas setiap orang tua, masyarakat, dan pemerintah adalah mempersiapkan ganerasi yang tangguh dalam aspek kehidupan. Cara terbaik untuk melakukan hal tersebut adalah melalui pendidikan yang bermutu yang dapat menggali dan mengembangkan semua potensi yang dimiliki secara optimum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar